Mata terpaku selaras batu
Seolah rasa hilang tiada terang
Dimana sosokmu dulu yang kukenang
Tengah api dalam damai tenang
Mengapa kau berkhianat
Tak ingatkah kau yang menunjukan alamat
Menyampaikan amanat
Seraya menjauhi kiamat
Apa yang sedang engkau cari
Kini, banyak insan yang menjujungmu tinggi
Tetapi engkau tetap menggangap terzolimi
Banyak yang menaruh hati
Tetapi engkau ingkar janji
Lupakah engkau..lupakah engkau..
Bagaimana kisahmu lampau
Kau hidup bersahaja tanpa galau
Tanpa kata dirimu begitu kemilau
Tetapi sekarang, kau bukanlah dirimu lagi
Terlena uang menggadai cinta
Kasih yang terbeli
Tanpa menimbang cita
Haruskah kuberteriak sumpah
Membecimu selamanya
Dan melupakan semua kisah
Kembalilah dan lihatlah
Banyak tangan menanti arah
Mencari penyejuk amarah
Rangka mewujudkan asa
Tulisan ini telah dipublikasikan di kompasiana.com pada tanggal 03 Juni 2016
Seolah rasa hilang tiada terang
Dimana sosokmu dulu yang kukenang
Tengah api dalam damai tenang
Mengapa kau berkhianat
Tak ingatkah kau yang menunjukan alamat
Menyampaikan amanat
Seraya menjauhi kiamat
Apa yang sedang engkau cari
Kini, banyak insan yang menjujungmu tinggi
Tetapi engkau tetap menggangap terzolimi
Banyak yang menaruh hati
Tetapi engkau ingkar janji
Lupakah engkau..lupakah engkau..
Bagaimana kisahmu lampau
Kau hidup bersahaja tanpa galau
Tanpa kata dirimu begitu kemilau
Tetapi sekarang, kau bukanlah dirimu lagi
Terlena uang menggadai cinta
Kasih yang terbeli
Tanpa menimbang cita
Haruskah kuberteriak sumpah
Membecimu selamanya
Dan melupakan semua kisah
Kembalilah dan lihatlah
Banyak tangan menanti arah
Mencari penyejuk amarah
Rangka mewujudkan asa
Tulisan ini telah dipublikasikan di kompasiana.com pada tanggal 03 Juni 2016
EmoticonEmoticon